
Seperti lebaran tahun-tahun sebelumnya tahun ini pun aku pulang, mengikuti tradisi sebagian besar penduduk Indonesia. Mudik.
Setiap perjalanan mudik dari satu tahun ke tahun yang lain tidaklah sama. Setiap perjalanannya meski mungkin (masih) melalui jalan yang sama memiliki kenangan yang berbeda. Batin maupun lahir. Dan tahun ini pun banyak yang berubah. Aku berubah.
---
Jika ada guru yang mengajariku tentang kesabaran dan kesetiaan. Tentu dia adalah Ibuku. Peristiwa-peristiwa kehidupan yang satu persatu hadir bersama beranjaknya waktu menjadi saksinya. Bagaimana aku yang terbata-bata mengeja hidup, diajarkan untuk menekuninya sekata demi kata. Masih jelas di ingatan ketika cerita kehidupan memaksa untuk mengubur mimpiku, Ibulah yang mengantarkanku pada cahaya. Kepada setitik terang harapan.
Aku percaya bahwa doa seorang Ibu pasti tak akan tertolak. Mungkin dia menjelma sebagaimana pinta terucap. Tapi tak termuskil ianya mewujud dalam bentuk yang lebih sesuai dengan apa yang kita perlu. Dan mungkin semangat dan harapan adalah sebahagian kecil dari yang mewujud dalam bentuk lain itu.
---
Sesak. Ya... Masih teringat, beberapa tahun lalu saat sepertinya dada sudah tak menyisakan tempat untuk hela nafas. Ketika semua jalan seperti sudah tertutup. Berhenti. Aku hanya bisa berhenti. Menatapi jendela dengan pikiran entah kemana. Berkelana. Tersesat diantara tanda kurung. Diantara kemungkinan-kemungkinan. Beribu tanda tanya.
Hanya ada satu jalan. Itu pun jalan yang seakan tak mungkin dilalui. Celah kecil di bukit bercadas. Pasrah. Aku sembunyi diantara senyum. Toh Ibu akhirnya tahu juga. Membesarkan hatiku. Meyakinkanku tentang jalan yang akan datang. Tentang rencana-Nya. Celah itu aku lewati.
---
Kini keadaan mungkin tak jauh berbeda dengan dulu. Tetapi masing-masing dari kita telah berubah. Berubah semakin kuat. Bekas luka-luka yang mengering telah jadi kulit baru yang lebih kuat. Dan sekali lagi menemukan kekuatan itu hadir dari doa-doamu. Dari rukuk dan sujudmu.
Aku percaya, jalan apapun di depan tak akan membuat kita terjatuh kecuali menjadikan kita lebih lincah. Lebih cepat mencari jalan. Jalan pulang senyum di wajahmu.
TBK. 04092012
BerIbu Senyum
Maksum
1 komentar:
maksum is back
lovely notes
Posting Komentar
Sepatah komentar anda sangat bermanfaat bagi saya. *senyum lima belas centi*