Hari itu aku sedang
libur. Setelah berjam-jam berposesif ria dengan kasur akhirnya sebuah kicau di
lini masa membuatku tertarik. Ada penulis yang sedang launching buku barunya di salah satu toko buku. Letaknya pun
tidak terlalu jauh dari kosanku. Akhirnya aku meluncur kesana. Lumayan dapet
buku dan tanda tangannya.
Saat sedang menunggu
buku di tandatangani itulah tetiba ada sms masuk dari nomor yang tidak dikenal.
"selamat mas d3 khusus lagi"
Hmm aku baca lagi
beberapa kali untuk meyakinkan diri. Langsung ku tanyakan siapa empunya nomer.
Ternyata dari teman kosku dulu. Keyakinanku bertambah. Beberapa saat kemudian
temanku yang lain meneleponku. Mengucapkan selamat dan mengabarkan dia juga lolos.
Subhanallah
---
Dulu setelah
melalui beberapa ujian aku berhasil
lolos masuk ke sekolah ini. Tapi gegara nilai disalah satu mata kuliah tidak
memenuhi syarat, aku dikembalikan lagi ke pulau (baca : antah berantah).
Berantakan.
Tapi berselang
beberapa bulan aku ikut lagi ujian masuk ke sekolah ini. Teman-temanku yang
masih bertahan banyak yang memberi semangat. Banyak yang mengatakan aku pasti
lolos. Dengan semangat aku mengikuti ujian itu (lagi). Rasa-rasanya ada yang
belum tuntas aku lakukan di sekolah itu. Aku ingin kembali.
Aku gagal. Ya gagal.
Sepertinya keinginan yang terlalu menggebu-gebu telah merusak konsentrasiku
saat ujian. Sepertinya rasa percaya diri yang terlalu tinggi telah
menjerumuskanku. Aku ujian tanpa persiapan. Ya tanpa persiapan. Dan gagal
adalah harga yang mesti ku tebus.
---
Tahun lalu aku kira
tidak akan ada lagi penerimaan. Karena sampai bulan dimana ujian biasanya
dilangsungkan belum ada pengumuman apapun. Ternyata aku salah. Sekolah itu
membuka penerimaan lagi. Aku ikut ujian lagi.
Kali ini aku tidak
terlalu berharap banyak. Aku bersiap-siap sewajarnya peserta lainnya. Saat
ujian aku berusaha untuk setenang
mungkin, berdamai dengan pikiran. Meski agak sedikit terganggu gigi yang sakit,
soal-soal tes potensi akademik dan bahasa Inggris Alhamdulillah
bisa aku kerjakan. Paling tidak sesuai batas aman. Menurutku.
---
Dan tibalah saatnya
aku akan memulai hari baru sebagai mahasiswa (lagi). Semoga aku bisa melakukan
dan mendapat yang terbaik. Semoga semesta mendukung. Semoga doa-doa menemukan
jawabannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Sepatah komentar anda sangat bermanfaat bagi saya. *senyum lima belas centi*