Yap saatnya berangkat. Seperti biasa aku ke Bandara dengan menggunakan Bus Damri. Perjalanan yang terasa sepi meski bus ini sebenarnya penuh. Sepanjang jalan hanya ada kenangan. Kenangan tentang perjalanan-perjalanan yang lalu.
Aku sampai di bandara 2 jam sebelum penerbangan. Seperti biasa melewati x-ray, check-in membayar pass bandara, melewati x-ray kedua dan duduk manis di ruang tunggu. Aku berpikir untuk update status tapi urung ku lakukan karena aku lebih tertarik untuk melanjutkan bacaanku. Maka ku keluarkanlah buku Tasaro GK. Mulailah aku berkelana ke Jazirah Arab, ke tanah Persia, ke Tibet, ke Romawi dan tempat-tempat lain.
Berselang beberapa waktu kemudian, ada teman yang mendatangiku. Ternyata dia juga baru pulang dari Bogor, acara yang dia datangi selesai bersamaan dengan berakhirnya cutiku. Tak lama kemudian datang juga salah seorang atasan di kantorku. Agaknya dia pangling denganku. Karena potongan rambutku yang berubah dan juga kulitku yang bertambah gelap selama dirumah. Bahkan sampai dia menanyakan namaku lagi. Baru dia sadar. *memang separah itu ya aku tambah hitam -_-
Panggilan pesawat akan segera berangkat sudah diperdengarkan. Aku bergegas mengambil boarding pass. Kemudian mengantri untuk segera memasuki pesawat. Aku duduk dibagian tengah. Setelahnya meletakkan barang-barang di bagasi kabin dan duduk di kursiku. Seperti biasa aku pun bersiap mematikan 2 HP ku. Dan deg ternyata HPku tidak ada di tempatnya. Aku periksa lagi semua sakuku. Dan tidak ada.
Pikiranku langsung mengurutkan kejadian demi kejadian selama di bandara. Aku yakin tadi saat sampai di bandara masih ada. Saat di x-ray yang pertama masih ada, saat check-in juga masih ada. Saat masuk x-ray kedua juga masih ada. Oh tidak. HPku memang masih ada saat masuk x-ray kedua tapi benda itu aku letakkan di atas kotak x-ray dan aku lupa mengambilnya lagi. Bagaimana ini?
Pesawat sudah mau berangkat, aku tidak mungkin turun lagi. Aku pun hanya bisa duduk diam dalam pesawat yang perlahan mulai bergerak. Mulai merenungkan apa yang terjadi dan mulai merelakan jika HPku benar-benar hilang nantinya.
---
Sesampai di Tanjung Balai Karimun, aku sholat dan kemudian segera mencari bantuan. Siapa saja yang bisa dipinjami HP. Aku sudah pasrah waktu itu, aku hanya ingin memastikan saja. Tapi apa yang ku temukan saat menelepon membuat harapanku kembali. Seorang wanita mengangkat teleponku. Dia mengatakan bahwa HPku tertinggal di Bandara. Sesaat kemudian telepon berpindah ke seorang pria. Pria ini menannyaiku soal detail HP yang tertinggal iitu. Setelah yakin aku pemiliknya dia menanyakan apa yang aku lakukan sekarang.
Hmm. Aku memutar otak. Aku katakan saja bahwa nanti akan ada yang mengambil kedua HPku. Dia pun menyarankan untuk segera diambil, karena jam kerjanya akan segera berakhir. Setelah selesai meneleponnya, aku segera mencari nomor temanku yang kebetulan bekerja di Bandara. Aku menjelaskan situasiku dan meminta tolong dia untuk mengambilkan HPku. Dan begitulah hingga HPku sampai sekarang masih ditangan temanku itu.
Benar-benar cerita yang menggelitik. Aku sendiri bingung bagaimana itu bisa terjadi. Padahal aku berada di ruang tunggu lebih dari satu jam dan pada saat itu tak sadar kalo HPku tidak ada pada tempatnya. Yah apa pun itu pasti ada maksud-maksud yang tersembunyi di baliknya. Dan akhirnya Nazarku untuk puasa lima hari pun selesai sudah karena HP itu nggak jadi hilang. :)
0 komentar:
Posting Komentar
Sepatah komentar anda sangat bermanfaat bagi saya. *senyum lima belas centi*