"Penting dalam
hidup ini mengakhiri segala sesuatu dengan semestinya. Hanya dengan begitu kita
bisa merelakan. Kalau tidak, hati kita terbebani oleh penyesalan, oleh
kata-kata yang mestinya diucapkan, tapi tak pernah tersampaikan…" Piscine
Molitor Patel
Alangkah berbahagia,
mereka-mereka yang bisa mengakhiri dengan semestinya.
Kenyataannya dalam
hidup mengakhiri dengan semestinya kadangkala bukanlah pilihan. Seringkali
ianya keniscayaan. Setidaknya bagi yang ditinggalkan.
Atau yang merasa
ditinggalkan.
Sendirian.
Tapi perasaan
ditinggalkan tidak pernah sendiri. Ianya datang dengan penyesalan. Tentang
segala sesuatu yang tak lagi sempat terlaksana. Tentang segala rencana yang
akhirnya sekedar menjadi wacana.
Menyesal.
Penyesalan adalah
separuh wajah kehilangan. Dan kehilangan anehnya hanya ada jika kita pernah
merasa memiliki. Ya merasa. Hanya dengan merasa saja kita bisa kehilangan.
Bagaimana jika kita benar-benar memiliki?
Hilang.
Kata-kata yang tak
sempat diucapkan. Akhirnya kita hanya bisa menitipkannya. Diakhir sujud. Pada
doa-doa. Sepagi dan sepetang.
Khusuk.
Seperti hujan kepada
mendung. Seperti kayu kepada api.
"Doa adalah
simbol bagi kasih sayang. "- Fahd Djibran
Berdoa.
Dan doa bukanlah
untuk memberi tahu Tuhan. Doa adalah bincang mesra. Seandainya kata-kata kita
tetap tak tersampaikan. Maka jelitalah doa yang melepaskan penyesalan.
Melepaskan kehilangan. Melepaskan rindu.
Cengkareng, 02 April 2013
2 komentar:
aq pernah meh ngepost kek gini berikut lagunya letto memiliki kehilangan. tapi akhirnya mentok di draff doang, *wink*
*uhuk*
Semacam dejavu.. -__-*
Posting Komentar
Sepatah komentar anda sangat bermanfaat bagi saya. *senyum lima belas centi*